Orang bilang kalau kita pacaran dan jatuh cinta
itu rasanya bahagia. Sampai hari ini aku 3 tahunan sama dia, aku masih
belum ngerasain bahagianya pacaran atau jatuh cinta. Pernah sih
ngerasain bahagianya jatuh cinta, tapi itu 2 tahun 55 minggu yang lalu,
waktu awal jadian doang.
“Please Ren, kita 3 tahun hari
ini, bisa gak kamu jangan marah marah. Hari ini aja?” ucapku lirih
padanya. “Emangnya ini mau aku marah marah? Kamu kan yang bikin aku marah,” balasnya acuh.
Air mataku kembali mengalir, dan tetap tidak diperdulikan olehnya. “I miss the old
you Ren,” gumamku yang ternyata terdengar olehnya, kembali mukanya
keruh, dia selalu benci ngomongin masa lalu. Katanya uda basi.
“Apa? Waktu awal kita jadian itu? Uda lupa.” Balasnya malas. Benar kan,
dia pasti makin marah. “Uda lah, gak usah rayu rayu Em, aku udah bete.”
Lanjutnya lagi.
Yang aku rasain cuma sakit, dari 3 tahun pacaran ini. Rasanya gak pernah
sehari aja kita lewatin dengan bahagia, selalu aja ada yang bikin dia
marah.
“Sekarang mau kamu apa deh Ren, aku uda capek. Aku capek nangis, aku
capek ngerasain sakit, aku capek harus selalu aku yang pertahanin
hubungan ini, aku capek selalu dituduh bohong, selingkuh, padahal kamu
yang bohongin aku dan jalan sama cewek lain. Aku capek ngadepin kamu
yang egois, ngambekan, emosian. Kalau kamu mau putus? Fine! Putus, I’m
not going to fight for you anymore. From days to days it doesn’t feel
like love
anymore. Kamu bahkan gak percaya sama sekali sama aku, buat apa kayak
gini. Kamu cuma bisa nyakitin aku, tapi kamu tau? Aku bahkan gak bisa
benci kamu, bukannya benci sama kamu aku malah benci sama diri aku
sendiri karena masih cinta sama kamu. Kamu bilang aku gak cinta sama
kamu, kamu bilang aku pura pura,
kamu bilang aku selalu bohongin kamu. Padahal kamu tau persis aku cinta
dan aku gak pernah mau pergi dari kamu. Kamu pikir selama ini apa yang
bikin aku tahan sama kamu? 3 tahun Ren, gak sebentar. 3 tahun
dibohongin, 3 tahun dimaki, 3 tahun disakitin. Semua orang udah suruh
aku putus aja sama kamu, tapi aku gak dengerin mereka, karena aku cinta
sama kamu. Tapi kamu bahkan gak mau susah susah untuk percaya kalau aku
memang cinta sama kamu. Kamu selalu bilang kamu cinta sama aku, tapi
kamu gak nunjukkin itu sama sekali. Setiap malem aku selalu nangis dan
doa, kapan ini bakal berubah, sampai barusan aku sadar, gak akan pernah.
Gak perduli sekuat apapun aku coba supaya hubungan kita berhasil, gak
akan bisa. Karena aku berusaha sendiri, dan kamu gak perduli sedikitpun
tentang kita. Jadi percuma, aku gak akan berusaha lagi. Mungkin kita
emang gak bisa bareng. And from now on, I will only love myself.”
Tears, Pains, Him
06.20 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar