Diberdayakan oleh Blogger.

Semata Kamu

Kamu tau kan kalau coklat itu rasanya manis, tapi sayangnya cuma sebentar. Lain halnya dengan perasaanku sekarang, untung saja hatiku bukan coklat atau kue yang nikmatnya sesaat karena aku tak pernah tau kapan rasa sayang ini akan pudar, yang cukup aku rasain hanya makin sayang dan tetap menunggu. Yah, hal yang bodoh aku lakukan kata sahabatku.
Pagi yang cerah untuk sebuah aktivitas,
“wah, udah rapi kan ni baju, harum, pokok penampilanku udah paling keren, kata ku dalam hati”
Aku pun segera bergegas berangkat kuliah hari pertama, yah maklum lah aku seorang maba yang masih takut dengan kebijakan yang baru di kampusku.
“ayo berangkat bareng jalan kaki ya, kata Isty”. isty adalah temen sekamarku yang dimana ia sama-sama 1 fakultas dan berasal dari daerah yang sama pula denganku.
“okelah, udah siap kan dengan teman baru, dan dosen baru hehehe, kataku memulai pembicaraan”.
“iya siap dong, kira-kira nanti teman kita kayak apa ya, pasti cantik cantik, cakep dan semuanya”, kata Isty sambil mulai membayangkan.
“iya mungkin begitu”, jawabku
“Kalau misal nanti kamu dapet kenalan baru, kamu mau kan move on dari dia!”, kata Isty kepadaku.
“Maksudnya, jawabku tak mengerti”
langkahku pun terhenti.
“Kamu pasti ngerti, kata Isty. Dia tetap fokus berjalan tak melihatku sedikitpun.

‘Bagaimana kabarmu, dek’
ah nomor siapa lagi ini pikirku..
‘baik kok, siapa ya..? balasku’
‘yang kemarin chat sama kamu..’ jawabnya
ah siapa ya, aku pun berusaha buat mengingat, tak terasa mata ini sudah menitikkan air mata. ‘Ya kamu, kenapa harus datang lagi, Kak Dito’ gumamku.
‘ada apa kak, mencoba berbaik diri’
‘bagaimana kabarmu, baikkah…?’ kata dia sok memperhatikanku.
Aku hanya terpaku menatap smsmu dari layar hpku. Oh.. apa yang akan yang terjadi lagi padaku, apa sama seperti 5 tahun yang lalu, sungguh aku tak bisa mengingatnya, rintihku.
Maklum dia adalah mantan kekasihku yang sampai sekarang tetap aku sayangi meskipun dia berulang kali untuk menjatuhkanku dan melukai perasaanku, tapi aku selalu berbaik diri kepadanya dendam itu tak pernah terfikirkan.

“oh.. lihat itu jembatan Suramadunya kelihatan ya”, kata temanku menunjukkan
“ehh, iya, pasti seru ya disana”, kataku sambil tersenyum
Aku pun langsung memencet tombol hp ku dan langsung menekan nama laki-laki yang terpampang di kontak hpku yaitu Dito. Belum aja aku sms dia tapi dia udah telfon.
“udah pulang dari kampus, kata Dito”
“belum lah ini masih lihat pemandangan di atas bagus sekali”, kataku.
“wah, ikutan dong dek biar lebih bagus dan indah lagi”, gombalnya
“ah, kakak kan jauh dariku, apalagi nanti pasti cewek kakak marah”, kataku sewot.
“ciiee.. cemburu ya kalau misal aku punya pacar”, jebak dia
“gak juga kok, yeee”
“tenang aja aku gak bakal pacaran sama cewek lain”, ujarnya.
Aku hanya terdian, seakan aku terhipnotis kata-katanya.
Tak terasa aku semakin hari semakin dekat dengan Kak Dito tanpa ada rasa curiga. Setiap kata-kata indah yang dia buat di status facebooknya selalu buatku katanya. Biasa lah cowok itu pinter kalau suruh bikin puisi apalagi gombal. hehehe
“Dek, kamu mau kan balikan lagi sama aku?”, kata Kak Dito tiba-tiba padaku.
“hah.. apa kak..”
Aku pun kaget kenapa Kak Dito secepat itu mengatakannya. Rasanya seneng tapi sedih juga, takut dia bohong dan melukaiku lagi.
“kenapa sih kakak ini, kita begini aja kan enak gak usah pacaran”
“apa adek gak mau lagi sama kakak, aku sayang sama adek, bukannya adek tau kalau adek cinta pertamku”,
“iya, bukan berarti kita harus mengulang kesalahan yang sama, bersabarlah sebentar kenpa sih kak,
bukannya kemarin hari kakak udah mengatakannya dan apa buktinya kakak pergi begitu saja dan bersama wanita lain”,
“salah adek gak mau kan…”
“iya bodohnya aku mau tertipu kebaikan palsumu kak, apa sih salahku sebenarnya..”
“kamu gak salah kok”
“terus apa kak…”
Kami berdua saling membisu, tak tau harus bagaimana.
“Maaf dek, kalau aku gak bisa jauh dari kamu, kata Kak Dito lirih.
Telfonpun terputus, rasanya perasaanku tak karuan.
Dia datang dengan hati yang sama, sama-sama mau ngasih harapan palsu. Setidaknya dia tau rasanya hati ini terlalu lama menunggu, tak tau kapan hati ini akan lelah buat menyayanginya hingga sekarang dan detik ini.
Perih melihatmu sekarang dengan yang lain, kamu anggap apa semua perlakuan itu, hanya lelucon kah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar