Diberdayakan oleh Blogger.

Cinta Yang Tak Terbalas

Siang itu siswa kelas XI dan XII sibuk mendaftar untuk study tour lokal. Dan kebetulan aku pendaftar paling terakhir. Aku kira aku siswa kelas XI sendiri yang berada di bis kelas XII, ternyata tidak, ada Nuliadi, Mardi dan Prastyo. Ya aku cewek sendiri untuk yang kelas XI di dalam bis itu. Awalnya aku sama sekali tidak mengenal dia (Nuliadi). Untuk bicara pun kami tidak pernah, padahal kelas kami berdampingan.
Setelah selesai study tour aku melihat daftar nama pembimbing di mading, sama sekali tak ku sangka aku satu pembimbing dengannya. Tapi aku bersikap biasa saja karena aku tidak begitu dekat dengannya. Berjalannya waktu aku pun diam-diam memperhatikannya. Dan ternyata ada yang berbeda di dalam hatiku. Tapi aku selalu memendam apa yang ku rasakan, hingga aku mulai dekat dengannya karena urusan karya tulis. Waktu demi waktu kita lalui, aku selalu memberinya semangat untuk menyelesaikan karya tulis tersebut walaupun dia agak malas mengerjakannya. Tiada hari aku selalu mengingatkannya, sampai-sampai satu kelasnya pun hafal jika aku pergi ke kelas nya “pasti bahas karya tulis”. Setiap saat aku membantunya untuk mengerjakan karya tulis tersebut sampai-sampai aku membuatkannya Latar belakang. Iya aku lakukan itu tulus karena aku sayang dengannya. Tapi apa setelah aku rela-rela membantunya dia sama sekali tidak memperdulikan karya tulisnya malah mementingkan futsal. Hingga akhirnya aku marah dan kesal terhadapnya. aku diamkan dia aku tidak perduli mau selesai atau tidak karya tulisnya, tapi sebenernya itu bohong besar semarah apapun aku, aku masih tetap memperdulikannya. Hingga karya tulisnya selesai sampai bab pembahasan.
Pagi itu aku sengaja main ke kelasnya untuk menemui sahabat ku yang bernama puspita, ya sebenarnya alasan untuk melihat dia hehehe. Tapi apa yang ku dapat ternyata dia sedang duduk berdua dengan teman sekelasnya yang bernama wulan. Hatiku sempat hancur saat itu tapi aku mau berfikir positif saja, mungkin hanya ngobrol biasa. Sampai ku cari tau semuanya lewat sahabat aku, dan ternyata mereka sedang dalam proses pendekatan, hatiku benar-benar hancur aku benar-benar merasa sakit hati, tak bisakah sedikitpun dia peka terhadap perasaan ku .
Waktu semakin berlalu, seminggu aku tak mendapat kabar darinya dan aku pun sengaja tidak mau mencari kabar tentangnya.
Ujian Nasional pun berlangsung, aku dan teman-temanku duduk di depan mushola sambil belajar, saat mataku menatap ke depan tempat wudhu ketemui wajah yang tak asing. iya dialah nuliadi yang sedang bersama wulan, hatiku benar-benar hancur aku hanya bisa mengungkapkan semuanya kepada sahabat ku andita, dia satu-satu nya orang yang mengetahui bahwa aku menyayangi nuliadi. dia memberiku semangat “udah ma, kita masih ujian, fikirin ujian dulu jangan fikirin dia, semangat ya” aku cuma membalasnya dengan senyuman.
Ujian nasional pun telah berakhir dan seluruh kelas XII dipersilahkan untuk kumpul dulu di lapangan upacara. Aku berdiri di sebelah andita sahabatku sambil mataku melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari nuliadi tapi apa yang ku dapat kehancuran dia berdiri di samping wulan dengan mesra berdua. Mataku tak mampu menahan rasa sakit itu hingga air mata pun menetes. lalu aku pindah ke tempat yang tak dapat melihatnya.
Berminggu-minggu aku tidak kesekolah, ya karena sudah tidak ada yang perlu ku selesaikan jadi aku tidak ke sekolah. Selama itu aku tidak bertemu dengannya, hingga saat ada acara di sekolah aku dan tiga sahabatku ke sekolah untuk refreshing. Sesampai disana kami malah jenuh, acaranya tidak begitu meriah dan biasa saja. Sahabat-sahabatku mengajakku pergi untuk melihat pameran, ya sudah aku ikut saja, Tapi disana aku malah melihat nuliadi sedang bermesraan dengan wulan tanpa pikir panjang aku langsung berlari dan menangis dan sahabatku andita mengikutiku , Dia berkata “Jangan begitu ma, nanti mereka curiga sama kamu”, aku hanya bisa menangis dan mengatakan “sakit ngeliat mereka berdua seperti itu an”. Dan kemudian aku memutuskan untuk pulang daripada aku harus merasakan kekecewaan.
Hari demi hari ku lewati sendiri di rumah dan tibalah waktunya pengumuman. Tepat pada waktu itu seluruh siswa kelas XII masuk ke dalam kelas masing-masing untuk dibagikan amplop kelulusan. Setelah kami buka bersama amplop itu ternyata kami lulus semua rasa bahagia sangat ku rasakan hari itu, akhirnya aku bisa menyelesaikan sekolah ku di SMA. Saat di perjalanan pulang aku melihatnya duduk di depan TU bersama wulan, ternyata dia belum diberi amplop kelulusan karena karya tulisnya belum selesai, saat aku melewatinya dia tersenyum manis kepada ku, tapi aku membalasnya dengan senyuman sinis padahal dalam hati aku sangat mengharapkannya.
Setelah kelulusan itu tak lagi ku dengar kabar dari dirinya, ku kirim message pun tak di balas olehnya. Dari sini ku berusaha untuk melupakannya, mungkin memang dia tercipta bukan untuk aku. Aku bahagia pernah menyayanginya walaupun harus sesakit ini aku menyayanginya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar