Siang itu siswa kelas XI dan XII sibuk mendaftar untuk study tour
lokal. Dan kebetulan aku pendaftar paling terakhir. Aku kira aku siswa
kelas XI sendiri yang berada di bis kelas XII, ternyata tidak, ada
Nuliadi, Mardi dan Prastyo. Ya aku cewek sendiri untuk yang kelas XI di
dalam bis itu. Awalnya aku sama sekali tidak mengenal dia (Nuliadi).
Untuk bicara pun kami tidak pernah, padahal kelas kami berdampingan.
Setelah selesai study tour
aku melihat daftar nama pembimbing di mading, sama sekali tak ku sangka
aku satu pembimbing dengannya. Tapi aku bersikap biasa saja karena aku
tidak begitu dekat dengannya. Berjalannya waktu aku pun diam-diam
memperhatikannya. Dan ternyata ada yang berbeda di dalam hatiku. Tapi
aku selalu memendam apa yang ku rasakan, hingga aku mulai dekat
dengannya karena urusan karya tulis. Waktu demi waktu kita lalui, aku
selalu memberinya semangat untuk menyelesaikan karya tulis tersebut
walaupun dia agak malas mengerjakannya. Tiada hari aku selalu
mengingatkannya, sampai-sampai satu kelasnya pun hafal jika aku pergi ke
kelas nya “pasti bahas karya tulis”. Setiap saat aku membantunya untuk
mengerjakan karya tulis tersebut sampai-sampai aku membuatkannya Latar
belakang. Iya aku lakukan itu tulus karena aku sayang
dengannya. Tapi apa setelah aku rela-rela membantunya dia sama sekali
tidak memperdulikan karya tulisnya malah mementingkan futsal. Hingga
akhirnya aku marah dan kesal terhadapnya. aku diamkan dia aku tidak
perduli mau selesai atau tidak karya tulisnya, tapi sebenernya itu
bohong besar semarah apapun aku, aku masih tetap memperdulikannya.
Hingga karya tulisnya selesai sampai bab pembahasan.
Pagi itu aku sengaja main
ke kelasnya untuk menemui sahabat ku yang bernama puspita, ya
sebenarnya alasan untuk melihat dia hehehe. Tapi apa yang ku dapat
ternyata dia sedang duduk berdua dengan teman sekelasnya yang bernama
wulan. Hatiku sempat hancur saat itu tapi aku mau berfikir positif saja,
mungkin hanya ngobrol biasa. Sampai ku cari tau semuanya lewat sahabat
aku, dan ternyata mereka sedang dalam proses pendekatan, hatiku
benar-benar hancur aku benar-benar merasa sakit hati, tak bisakah
sedikitpun dia peka terhadap perasaan ku .
Waktu semakin berlalu, seminggu aku tak mendapat kabar darinya dan aku pun sengaja tidak mau mencari kabar tentangnya.
Ujian Nasional
pun berlangsung, aku dan teman-temanku duduk di depan mushola sambil
belajar, saat mataku menatap ke depan tempat wudhu ketemui wajah yang
tak asing. iya dialah nuliadi yang sedang bersama wulan, hatiku
benar-benar hancur aku hanya bisa mengungkapkan semuanya kepada sahabat
ku andita, dia satu-satu nya orang yang mengetahui bahwa aku menyayangi
nuliadi. dia memberiku semangat “udah ma, kita masih ujian, fikirin
ujian dulu jangan fikirin dia, semangat ya” aku cuma membalasnya dengan
senyuman.
Ujian nasional pun telah berakhir
dan seluruh kelas XII dipersilahkan untuk kumpul dulu di lapangan
upacara. Aku berdiri di sebelah andita sahabatku sambil mataku melihat
ke kanan dan ke kiri untuk mencari nuliadi tapi apa yang ku dapat
kehancuran dia berdiri di samping wulan dengan mesra berdua. Mataku tak mampu menahan rasa sakit itu hingga air mata pun menetes. lalu aku pindah ke tempat yang tak dapat melihatnya.
Berminggu-minggu aku tidak kesekolah, ya
karena sudah tidak ada yang perlu ku selesaikan jadi aku tidak ke
sekolah. Selama itu aku tidak bertemu dengannya, hingga saat ada acara
di sekolah aku dan tiga sahabatku ke sekolah untuk refreshing.
Sesampai disana kami malah jenuh, acaranya tidak begitu meriah dan
biasa saja. Sahabat-sahabatku mengajakku pergi untuk melihat pameran, ya
sudah aku ikut saja, Tapi disana aku malah melihat nuliadi sedang
bermesraan dengan wulan tanpa pikir panjang aku langsung berlari dan
menangis dan sahabatku andita mengikutiku , Dia berkata “Jangan begitu
ma, nanti mereka curiga sama kamu”, aku hanya bisa menangis dan
mengatakan “sakit ngeliat mereka berdua seperti itu an”. Dan kemudian
aku memutuskan untuk pulang daripada aku harus merasakan kekecewaan.
Hari demi hari ku lewati sendiri
di rumah dan tibalah waktunya pengumuman. Tepat pada waktu itu seluruh
siswa kelas XII masuk ke dalam kelas masing-masing untuk dibagikan
amplop kelulusan. Setelah kami buka bersama amplop itu ternyata kami
lulus semua rasa bahagia sangat ku rasakan hari itu, akhirnya aku bisa
menyelesaikan sekolah ku di SMA. Saat di perjalanan pulang aku
melihatnya duduk di depan TU bersama wulan, ternyata dia belum diberi
amplop kelulusan karena karya tulisnya belum selesai, saat aku
melewatinya dia tersenyum manis kepada ku, tapi aku membalasnya dengan
senyuman sinis padahal dalam hati aku sangat mengharapkannya.
Setelah kelulusan itu tak lagi ku dengar kabar dari dirinya, ku kirim message pun tak di balas
olehnya. Dari sini ku berusaha untuk melupakannya, mungkin memang dia
tercipta bukan untuk aku. Aku bahagia pernah menyayanginya walaupun
harus sesakit ini aku menyayanginya.
Cinta Yang Tak Terbalas
07.16 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar