Aku dan dia.
Entah apa sebenarnya kami, jika dibilang pacaran kami tidak mempunyai
hubungan apa-apa. Tapi dibilang bukan pacaran pun bukan, karena kami
tahu saling
mencintai satu sama lain. Hubungan seperti ini sudah berjalan dua tahun
lamanya, aku pun tak tahu apa yang ku cari dalam hubungan aku dan
halmu. Bagaikan berjalan tanpa arah itulah hubungan kami. Tapi,
sebenarnya ini terjadi bukan sepenuhnya salah halmu. Tapi ini karena
prinsipku juga yang menjadi benalu hubungan kita.
Aku berjanji pada diriku tidak
akan berpacaran sebelum lulus SMA. akan tetapi, keadaan berkata lain,
sebelum aku lulus hatiku telah jatuh pada seseorang. Aku mencintai
Halmu, tapi… Aku pun tidak mau melanggar prinsipku. Hingga suatu ketika
ku katakan hal ini padanya.
“aku mengerti..” dia hanya menjawab demikian
Entah, apa dia kecewa atau tidak.
Beberapa minggu setelah kukatakan
hal itu padanya, ia tampak baik-baik saja hingga kini dan hubungan kami
tidak terputus, walaupun tidak jelas statusnya.
Hari ini, adalah hari dimana
sekolahku mengadakan MOS aku dan halmu adalah salah satu panitianya.
Kami bertugas untuk mengurus peserta didik baru yang masuk ke sekolah
kami. Di pelaksanaan acara itu tidak ada yang menarik, namun setelah
beberapa hari berlalu aku mendengar bahwa ada peserta didik yang
menyukai halmu.
“Ilka, kamu tahu gak ada anak baru yang suka sama pacar loe tahu”
“apa? Pacar?.. enak aja” jawabku singkat
“eh, bener loe”
‘terus, apa hubungannya sama gue?”
“ya_…” Sebelum temanku meneruskan perkataannya aku beranjak dari sana
Karena aku merasa risih dengan informasi itu, aku juga tak tahu, saat
mendengar hal itu hati kecilku merasa ragu bahwa Halmu dapat bertahan
untuk mencintaiku, akan tetap memegang janjinya tuk menjadi
pendampingku. Tapi, kembali ku tepis fikiran buruk itu, ku coba
tuk percaya bahwa dia sama sekali tidak akan menghianati cinta kita
meskipun yang mengikat kami hanyalah perasaan satu sama lain.
Minggu ini adalah minggu terakhir
acara MOS. seperti biasa kami menutupnya dengan berbagai acara hiburan.
Halmu pun turut menyumbang suara merdunya waktu itu, aku hanya bisa
tersenyum saat memandang wajahnya, seandainya kami bisa cepat cepat
menjalin cinta, mungkin perasaanku padannya tidak akan bergantung seperti ini.
Acara telah usai, dan hari pun
mulai gelap dan di sekolah hanya tinggal terlihat beberapa orang yang
muncul. Aku sengaja tak pulang awal karena ku merasa jika di kostan pun
akan membosankan.
Di sekolah, aku membantu teman-teman membereskan aula yang tadi diadakan acara penutupan MOS. aku rasa aku akan pulang jika aku telah merasa lelah.
Awal Semester
3 di mulai, di hari pertama ku datang ke sekolah agak siang, karena
biasanya di hari pertama kegiatan sekolah tidak terlau padat. Di kantin,
seperti biasa sebelum bel berbunyi aku dan teman teman sering
berbicang-bincang. Aku dapati, topik hari ini pun sama tentang anak baru
yang menyukai halmu. Sungguh menyebalkan. aku pun sms Halmu untuk
meminta penjelasan, tapi tidak ada balasan. Disitu aku makin jengkel.
Hatiku bergetar, aku bertanya
Tanya pada diriku. Apakah cintanya sudah luntur, karena hanya anak baru
itu?, dia bisa mencapakkan aku, dia… oh, tidak, jangan berfikir
macam-macam tentang dia. Lebih baik aku tanyakan langsung padanya.
Di atas gedung sekolah, aku dan
halmu membicarkan hal itu, kebetulan hari ini dia juga membicarakan
sesuatu padaku. Aku pun tak tahu apa yang akan ia bicarakan mungkin
menjelaskan tentang gossip itu.
“um.. ada apa ya mu” aku bertanya seolah-olah aku tak tahu
Tapi, halmu hanya diam..
“ok, kalau gak ada, aku aja yang bertanya sama kamu, ada se…”
“Ilka..” halmu memotong pembicaraan
“ya..”
“Aku.. sepertinya…” Halmu tampak gugup
“Aku apa.?”
“maafkan aku..”
Hatiku bedebar, pandangan matanya terlihat serius, entah kenapa aku merasa takut.. dengan tatapannya, tapi kucoba agar mimik wajahku terlihat rileks..
“minta maaf buat apa?.. oh ya aku tahu .. gossip itu bukan.. ? aku jug…” Halmu kembali memotong pembicaraan
“itu bukan sekedar gossip…”
“maksud kamu? cewek itu beneran suka sama kamu gitu? Ya gak papa asal…” dia kembali bicara sebelum aku selesai.
“aku udah jadian sama dia”
Mendegarnya dadaku terasa sesak.. mata ku pedih.. dan.. tes, tes, air mata mengalir di pipiku.
“kamu, jangan becanda”
“aku serius, maafkan aku ilka, aku tak bisa menunggu ketidakpastian.”
“ketidak pastian.?”
“hatiku sudah termiliki dia.. maafkan aku.. aku tak bisa menunggu..”
Halmu pun berlalu meninggalkanku seorang.
Aku tak percaya hal ini terjadi, dan terucap langsung dari bibirnya. Aku merasa terbanting dari langit, tak
Berdaya, tak dpat merasa.. sakitttt sekali..
Harapanku musnah sudah..
Hari itu, adalah hari kelabu bagiku.
Tak Bisakah Kau Menunggu
06.48 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar