Diberdayakan oleh Blogger.

Good Day

Jakarta pukul 17.00 wib, jakarta diguyur hujan hari ini, “untunglah aku sudah sampai di kostan” kataku sambil tergesa gesa membuka kunci pintu
Aku yang baru saja sampai di kostan segera berganti baju sembari melihat handphone ku “ahh tak ada sms satu pun dari mereka ataupun dia” keluhku menatap handphone
Gak terasa aku Sudah 2 tahun ninggalin kampung halaman, 2 tahun pula aku terlalu sibuk berkutat dengan segala pekerjaan ini. Dan aku bertahan di kerasnya ibukota ini sungguh amat sulit namun aku menjalani dengan santai dan ikhlas meskipun aku hanya sendiri menjalaninya.
Senja telah larut malam pun tiba namun hujan ini tak kunjung reda, aku mencoba menghangatkan diri dengan segelas kopi good day chocolate bersama biskuit yang selalu setia menemaniku disaat cuaca dingin seperti ini. “Ahh membosankan” kataku dalam hati dengan sedikit menguap bersama alunan musik yang terdengar dari handset handphoneku.
Sesaat… aku tertidur dengan musik musik ini, namun tak lama aku terbangun dengan sedikit bunga mimpi yang masih terselip di ingatanku, ingatan yang membawaku terbang ke masa 3 tahun yang lalu. saat dimana aku masih menggunakan seragam putih abu abu itu.
“Hmm kenapa kamu muncul lagi ri” sesalku dalam hati.
“Apa ini mimpi buruk atau apa ini pertanda” ahh apalah aku berfikir macam macam toh ini hanya mimpi..
Aku mengingat kembali masa itu, yah jika aku mengingat kembali masa itu mungkin saat itulah aku terakhir menjalin kasih dengan seorang perempuan, perempuan manis yang pernah jadi kekasihku, riri andaresta gunawan nama yang indah bukan? percayalah seindah itu pola sosok perempuan pemilik nama tersebut.
Sudah lama aku tak berhubungan dengannya, terakhir kali aku tahu kabarnya dari sahabatku katanya ia sedang berkuliah di jogja. yah riri adalah perempuan cerdas dengan banyak keinginan yang ingin ia capai.
Kembali aku ingin mengingatnya setelah lama aku sulit melupakannya, teringat sewaktu kita berdua berbincang dalam romansa kisah cinta..
“Damar wiguna al faruq” panggil riri padaku
“Ada apa Riri Andaresta gunawan”
“hehehe gak kok Cuma manggil aja, lagi apa kamu?” senyumnya manja
“lagi nulis ringkasan materi yang disuruh pak eko.. maaf yah aku gak bisa ke kelas kamu”
Aku dan riri memang berbeda kelas namun setiap jam istirahat riri selalu ke kelas untuk menemuiku atau sebaliknya hanya untuk mengajakku makan ke kantin atau sekedar mengobrol sembari bercanda tawa layaknya pasangan yang sedang kasmaran.
“Iya gak apa apa kok sayang, aku ngerti kok”
“kamu udah makan?” tanyaku
“belum, aku nunggu kamu buat makan bareng”
“emm gitu, ya udah yuk kita makan..”
“tugas kamu kan belum selesai mar..?”
“udah gak apa apa itu kan jadi PR buat minggu depan, nanti malam juga aku masih bisa ngejrjain di rumah kok beyy…” jelasku sebari membelai rambut panjangnya riri
“tapi gak apa apa nih?”
“gak apa apa kok ri, percaya deh aku beresin buku aku dulu yah terus kita ke kantin ok!”
“iya makasih yah marr…”
sama sama my sweet angel”
Aku dan riri seringkali ke kantin kita selalu melakukan hal yang sama berbincang dan menghabisakan waktu jam istirahat,
“kamu mau makan apa ri?”
“aku pengen makan mie ayam sama es buah hari ini”
“oh iya aku pesenin dulu yah..”
“iya jangan lama lama yah beyy”
“iya manis.. tunggu yah” kataku meninggalkan riri sambil membelai rambutnya.
Beberapa menit mungkin aku meninggalkan riri untuk memesan makanannya.. seperti biasa hari ini hari rabu entah mengapa riri selalu memesan mie ayam di hari rabu.. mungkin riri sudah menjadwal menu makanannya.. hehehe itulah riri.
“Bang saya pesen mie ayam, siomay sama es buahnya 2 yah bang, nanti anter ke tempat biasa” pesanku
“siap boss, neng riri nya kemana kok gak kesini” tanya bang jaki
“riri disana, dia saya suruh nunggu aja, ya udah mang nanti antar aja yah nih uangnya” ujarku sembari membayar
“yah nanti abang anter”
“makasih yah”
“sipp”
Aku kembali menemui riri yang sedang asyik dalam lamunannya
“dorrr…” aku mengagetkan riri
“ih kamu ngagetin aku aja sih marr”
“abis kamu ngelamun aja, mikirin appaan sih”
“enggak tadi aku lihat si bella sepupu kamu, terus dia nanyain kamu”
“ngapain bella nanyain aku”
“enggak tahu, aku suruh nunggu bella nya gak mau dia malah pergi”
“ohh, namanya juga bella mana mau disuruh nunggu”
Banyak cerita yang riri ceritakan dari teman hingga pelajaran, kelurgaku sudah cukup dekat mengenal riri begitu juga denganku dan keluarganya..
Cinta buat kami memiliki dunia.. cinta pula yang membuat hariku berwarna..
“siang neng riri” sapa bang jaki
“siang bang”
“oh iya mas damar, ini pesanannya.. mie ayam buat neng riri sama siomay buat mas damar, gak lupa 2 es buah”
“makasih yah bang” jawabku.
“iya mas sama sama, neng riri dan mas damar ada yang bisa dibantu lagi?”
“enggak kok bang makasih yah” ujar riri
Aku dan riri menikmati makanan yang diantar bang jaki, dan tak jarang riri berusaaha menyuapiku walau aku sering menolak karena malu tapi ia tetap berusaha menyuapiku, banyak hal yang aku lewati bersama riri, dalam hal ini riri adalah seseorang yang simple yang mampu membaca fikiranku. Entahlah apa mungkin riri mempunyai indra ke 6?, aku pun tak mengetahuinya.. dan saat ini bidadari yang menjelma di hadapanku ini adalah seorang riri.
Riri, mungkin dunia sedang iri melihat kita, melihat kita yang sedang memilikinya, tapi aku sangat menikmatinya.
Pulang sekolah biasanya aku mengantarkan riri ke rumahnya, namun tidak hari ini riri mengatakan bahwa hari ini ia sedang ada tugas kelompok yang ingin ia kerjakan bersama teman temannya, aku mengerti riri adalah siswi pintar yang tak pernah mengabaikan pelajarannya, nilai tambah untuknya dia mampu membagi urusan cinta dan pelajaran, dan ia tak pernah tergoyahkan dari juara kelas..
Karena hari ini aku sedang tidak bersama riri, aku berusaha menemui bella, yang ingin menemuiku sewaktu istirahat tadi, aku menemui di depan kelasnya, hmm seperti biasa pak ibnu mata jam pelajaran bella di hari rabu, jam terakhir pula pertanda pulang lama.. keluhku dalam hati..
Sembari menunggu bella aku berusaha membagi perhatianku pada seorang perempuan di sampingku, yah karena depan kelas bella tersedia kursi panjang tempat mereka duduk duduk santai depan kelas sewaktu jam istirahat, aku berusaha menyapanya agar kesunyian ini terisi oleh obrolan yang tidak terlalu menjemukkan..
“nunngu teman juga?”
“iya..”
“siapa nama temennya ”
“gita.. ”
“ohh gita, kamu kelas berapa?”
“kelas 2 penjualan 1..”
“ohh.. kenalin gue damar, saudaranya bella temenya gita”
“gue dira, temenya gita”
Kami saling berbicara menunggu orang yang kami tunggu, usut punya usut ternyata dira adalah sepupu gita sahabatnya bella.. wah ternyata di sekitar bella banyak wanita cantik tidak hanya sahabatnya saudara sahabatnya pun cantik cantik…
Aku banyak mendengarkan dira, ternyata dira asyik juga orangnya nyambung dan ngak BT’in. akhirnya bella keluar kelas menemuiku, begitu pula dengan gita sepupunya dira, yang tengah lama kami tunggu..
Seperti biasa bella selalu menatapku dengan tatapan teduh seakan mengantuk entahlah mungkin memang tipikal mata bela mata burung hantu atau mungkin mata orang yang mengidap cacingan hehhehehe…
“marr”
“iahh bell lama amat kamu keluarnya?”
“biasalah pak ibnu, kaya gak tahu aja kamu”
“ehh kenalin ini dira saudaranya gita” ucapku pada bella
“udah tahu kok, dari gita”
“hehehe iah mar dira sering kali ke kelas aku” ujar gita
“lho kok aku gak tahu yah?, kalau kamu punya saudara cewek…”
“huh… kamunya aja yang gak pernah ke kelas kita ya gak tha?”
“hehehe iah bell” jawab gita
“bener gitu ra?” tanyaku pada dira
“iya kak damar..”
“Hehehe jadi malu aku sama kalian, ternyata aku toh yang baru kenal sama dira” sipuku malu
“kayanya udah waktunya pulang nih mar, bell, kita duluan yah marr, bell”
“iya hati hati yah gitt, raaa…”
Akirnya gita dan dira meninggalkan aku dan bella di depan kelas, memang nampaknya bella ingin bicara banyak padaku, tak biasanya bella tidak menawari untuk jalan bareng seusai sekolah kepada temannya denganku, aku semakin penasaran apa gerangan yang ingin bella bicarakan,
“Issabel.. apa yang ingn kau katakan?”
“Damar kamu tahu kan aku saudara kamu, dan kamu tahu juga seberapa sayangnya aku pada kamu saudaraku?”
“iya aku tahu, memang kenapa kamu ngomong gitu”
“tentang riri, marr..”
“ada apa dengan riri”
“riri aku lihat kemarin berduaan di taman kota bareng reky”
“Apa?” aku terkejut mendengar kata kata bella.
“iya aku kemarin ngelihat riri sama reky di taman kota, disana dia lagi berduaan kebetulan saat itu aku sama gita mau nengokin Nhisa..”
“tapi apa kamu gak salah lihat bell, selama ini aku percaya sama riri begitu pula dengan riri..”
“awalnya aku juga gak percaya marr.. tapi aku ngelihat dengan mata kepalaku sendiri kalau riri lagi berduan sama reky…”
Satu sisi bella adalah saudaraku dan di sisi lainnya riri adalah wanita yng sangat aku cinta, apakah mungkin ia menghianatiku setelah 2 tahun aku menjalin kisah denganya, aku bimbang, ahh riri sedang apa kau saat ini, ada apa denganmu..
Aku mencoba menghubungi riri, namun apa daya handphone riri tak jua aktif, apa benar apa yang dikatakan bela?.
Aku mencoba menahan diri, mencoba membuktikan dengan semua kata kata bella.. ku putuskan aku dan bella lekas pergi menuju taman kota, yah taman kota memang tempat yang asik untuk bekumpul dengan teman, keluarga bahkan kekasih, tibalah aku di taman kota mengelilingi tanpa henti mata ku mencari bersaama bella, tiba tiba bella menepuk bahuku sembari menunjuk sepasang kekasih yang sedang berduaan..
“marr, lihat..” kata bella
Aku tak menyangka dengan apa yang kulihat, tapi aku masih saja menyangkal kalau itu riri, lalu kuputuskan untuk mendekat dan memastikan bahwa itu benar benar bukan riri kekasihku…
Langkahku kian dekat saat kulihat rambut panjang riri memastikan bahwa itu memang benar benar riiri…
“riri” nada ku kesal..
“damar, marr aku mohon ini bukan seperti apa yang kamu bayangkan marr”
“apalagi rii, katanya kamu mau tugas kelompok, tapi kamu malah berduaan dengan laki laki ini sahabat aku rii” debatku dengan riri
“marr denger dulu gue marr” ucap reky.
“diem lu rek, saahabat macam apa lu rek, lu tahu kan gue pacarnya riri bisa bisanya lu pegangan tangan mesra sama kekasih sahabat lu sendiri”
Entah mengapa reky dan riri terdiam terlebih riri yang hanya bisa menangis..
“kalau kalian memanag ingin berasatu silahkan, gue yang akan mundur, buat lu rek, selamat udah bisa mencuri hati riri, dan buat kamu ri, maaf kalau aku selama ini gak bisa jadi lelaki yang kamu inginkan, dan hubungan kita cukup sampai disini ri, gue kecewa sama kalian” kataku
Entah apa yang kurasa yang jelas tak lama setelah itu aku pergi, hanya bella sepupuku yang mngikutiku dan memberiku support..
“marr lo gak apa apa kan?”
“please isabell, gue pengen sendiri disini” memalingkan muka dari pandangan bella
Aku pergi dan tibalah Aku sendiri di halaman dekat sekolah yang biasa kuhabiskan waktuku bersama riri… tak lama hujan pun turun, Hujan ini seperti menutupi tangisku tentang apa yang telah terjadi hari ini.. aku tak mampu berfikir apapun kecuali tentang sikap riri dan perbuatannya yang sampai hati menghianati cintaku, entah apa rasa yang tengah kurasakan Kalut itulah kata yang mungkin tepat untukku saat ini.
Seminggu atau bahkan 2 minggu aku tak menghubungi riri begitu pula denaan reky, sebaliknya dengan mereka tak berusaha menghubungiku setelah kejadian itu, tak sengaja aku dapat kabar bahwa reky dan riri sudah menjalin cinta sebagai sepasang kekasih.
Hari hari yang kuhabiskan di sekolah hanya bersama bella memulihkan apa yang telah terjadi sampai aku mampu melupakan kisahku bersama riri dan kekecewaanku padanya dan sahabatku..
2011 aku dinyatakan lulus SMA, aku pun langsung pergi meninggalkan kampung halamanku melupakan semua yang telah terjadi, aku diterima sebagai karyawan di salah satu perusahaan, riri kudengar ia bekuliah di jogja sedangkan reky bekuliah di bandung, aku berusaha menghilangkkan jejakku dari mereka yang memberiku luka hati namun jujur aku tak pernah memiliki dendam pada mereka..
Dan di akhir tahun 2013 ini aku masih saja belum menjalin kisah dengan yang lain hanya karena aku masih menyayangimu sekaligus membenci kisah tentang kamu dan reky di masa lalu. susah payah aku melupakanmu, namun tiba tiba kamu kembali dalam mimpi yang terselip di ingatan nyataku kembali..
Hujan itu memang indah kembali ku kumpulkan sedikit demi sedikit alam sadarku dan kunikmati kopi panasku sembari tersenyum bahwa riri pernah ada di lembaran masa laluku..
Hmm nampaknya hari esok akan cerah,


Selesai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar