Suatu hari di waktu senja terlihat seorang anak laki-laki
berjalan gontai menuju arah pulang, begitu sepi sore itu tak ada
kendaraan yang melintas hanya angan dan hayalan temani dia berjalan.
“Apakah semua ini akan tetap begini..? Apakah waktuku masih lama,
Dan apakah aku masih bisa menagis dan tertawa? Apakah aku masih bisa
bercerita, Tuhan beri aku waktu..” dalam hati pemuda tersebut berkata,
raut muka begitu sedih, Gundah tak ada mimik semangat dalam wajahnya.
Tiba-tiba ada dua remaja turun dari motor dan berkata “Adrin… ada apa dengan mu? Wajah mu udah kaya dompet tanggung bulan, lecek gitu..!”
Adrin pun menjawab “ah aku biasa aja, udah ganteng kaya gini” Jawab Adrin cuek
“haha parah… ngejam yu..? mumpung gue lagi punya duit neh..!”
“Gak ah males aku lagi gak mau ngapa-ngapain”
“ya udah kalau gak mau mah gue duluan ya..!”
“ya udah sana” jawab Adrin sambil terus berjalan, teman-teman Adrin pun
bingung dengan sikap yang sangat berbeda daripada hari-hari sebelumnya,
Dengan hati yang penuh tanya mereka pun beranjak pergi meninggalkan
Adrin. Waktu terus berlalu tak terasa sudah sore, Adrin baru sampai di
rumah setelah Magrib.
“Darimana aja kamu drin..? jam segini baru pulang..?” tanya ibu Adrin, Adrin pun menjawab
“Banyak tugas kuliah bu, jadi aku pulang telat”. Jawab adrin pelan
“kamu udah makan..?” Tanya Ibu
“udah kok bu tadi di kampus..” Jawab Adrin sambil menuju kamar
Waktu terus berlalu Adrin masih dengan perasannya yang tak menentu,
bingung, takut, gelisah bercampur dalam benak Adrin. Singkat cerita di
salah satu Sekolah Menengah atas di kawasan kota bandung,
di kantin belakang sekolah. Banyak anak sekolah yang lagi makan,
terlihat ada sekumpulan remaja putri sedang makan bersama, dan tiba-tiba
salah satu dari mereka berkata
“ciehhh.. senyum-senyum sendiri aja kenapa nih..?”
“ah ganggu aja nih gak tau orang lagi jatuh cinta apa?” Jawabnya.
“cieh yang lagi jatuh cinta..” kata teman-temannya.
Begitu obrolan kecil mereka, banyak hal yang mereka bicarakan dan yang paling bahagia di antara mereka Sisa namanya. Sisa adalah salah satu siswi kelas 3 SMA pasundan bandung.
Singkat cerita bel pulang pun berbunyi seprti biasa Sisa pulang
bersama teman-temannya. Sambil berjalan pulang banyak hal yang mereka
bicarakan, dari mulai pelajaran sampai pacaran. Dan yang jadi topik
pembicaraan mereka adalah Sisa yang lagi jatuh cinta.
“Kamu udah jadian sama si Adrin?” tanya salah satu teman Sisa, Haysia namanya.
“belum” Jawab Sisa.
“Kok bisa? Tapi aku perhatikan kamu dah deket banget sama adrin!”
“heheee… ya gitulah, gak ada kata jadian yang penting aku tau perasaan dia, dan dia tau perasaan aku..” jawab Sisa
“aneh hahha” sambung haysia sambil tertawa kecil.
Waktu terus berlalu, tak terasa mereka sudah tiba di persimpangan
jalan, karena arah pulang mereka berlawanan. Sisa pun pulang sendiri
Dalam hati Sisa berkata “terima kasih tuhan kau telah beri aku setetes
kebahagiaan hari ini. Tapi kebahagiaan ku kurang lengkap tuhan, Adrin
hari ini belum kasih kabar aku.. ahh tapi mungkin lagi sibuk, nanti aku
telpon aja..” dalam hati Sisa terasa mulai tak nyaman karena Adrin tidak
ada kabar, sudah dua hari sejak Adrin bilang mau nganter ibunya ke
rumah sakit, sejak itu Sisa tidak menerima kabar dari Adrin. Tiba-tiba
dari arah belakan adrin datang dan berhenti.
“Bagai mana kabarmu?”
Sisa pun kaget bercampur bahagia karena yang dibayangkan dari tadi pun kini ada di depannya
“alhamdulilah baik A” jawab Sisa sambil tersenyum.
“syukurlah kalau kabar kamu baik itu yang A harapkan, De Aa tak bisa lama A di tunggu temen-temen Aa, baik-baik ya, jangan lupa makan, solat, belajar yang rajin, kan mau jadi dokter..!” kata Adrin sambil usap-usap kepala Sisa,
“ia Aa bawael, jelek.” Jawab Sisa sambil tersenyum, Sisa tak mampu menyembunyikan rasa bahagia itu,
“de simpan ini ya, a buat dengan penuh cinta..” kata adrin sambil memberikan secarik kertas.
“Apa ini A..?” tanya Sisa
“nanti aja lihatnya.” jawab Adrin sambil pergi dengan motornya.
Tak lama Sisa sudah sampai di rumah.
“aku penasaran apa sih ini..?” kata Sisa dalam hati.
“ya ampun so sweeet..”
Ternyata adrin memberikan sebuah gambar
seorang laki-laki yang sedang memeluk erat pacarnya yang sedang
menangis dan di samping gambar tersebut tertuliskan puisi. Adrin memang
pintar menggambar dan suka membuat puisi tiap malam menjelang, Adrin
sering mengirimi Sisa puisi lesat SMS.
Dan Sisa pun membaca puisi yang Adrin berikan sore tadi,
“Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa.
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui, apakah kau masih
selembut dahulu, memintaku minum susu dan tidur yang lelap, sambil
membenarkan letak leher kemejaku.
Kabut tipis pun mulai turun pelan di lembah kasih,
lembah Mandalawangi,
kau dan aku tegak berdiri menatap hutan-hutan yang menjadi suram.
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin.
Apakah kau masih selembut dahulu. Ketika kudekap,
Kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat.
Apkah kau masih berkata.
kudengar detak jantungmu, kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam CINTA.”
Itulah isi puisi Adrin untuk Sisa. Dan Sisa pun berkata. “ya tuhan
terima kasih karena kau berikan aku seorang kekasih yang sangat baik
padaku dan tulus mencintaiku.”
Lain cerita Adrin yang sibuk dengan kerjaannya di kampus mulai
gelisah. “sudah tanggal 17 waktunya aku ke rumah sakit lagi, sampai
kapan tuhan aku begini, aku harus kuat dan bisa melawan semua ini, aku
ingin bahagiakan dia tuhan beri aku waktu tuk buktikan bahwa aku sungguh
mencintainya,” dalam hati Adrin sambil membereskan buku yang ada di
meja. Waktu sudah siang Adrin bersiap untuk pergi ke rumah sakit, di sela perjalanan Adrin terhenti di salah satu toko kado di pinggir jalan tak jauh dari Rumah sakit.
“mending aku beli sekarang aja meski ulang tahunnya Sisa masih 2 bulan lagi, aku takut waktu dia ulang tahun aku sudah pergi jauh”
Adrin pun masuk toko tersebut sambil mulai mencari yang akan dia
beli. Tak lama kemudian Adrin keluar toko dan berangkat ke rumah sakit.
hari menjelang sore, hari itu aliran listrik mati dan malam itu pun
gelap gulita, tugas kuliah adrin tak bisa dikerjakan karena mati lampu
dan laptop adrin pun
tak bisa nyala karena low batre, seperti biasa kalau sore hari adrin
sering SMSan atu Telponan dengan Sisa, kala itu Sisa lagi mengantar
saudaranya untuk bertemu pacarnya, Nuri nama saudara. Sore itu sehabis
mengantar saudaranya, Sisa pun bergegas menemui adrin yang sudah lama
menunggu di pinggir jalan
“dah lama nunggu A?” Tanya Sisa
“belum kok de” jawab Adrin. Dede adalah Nama panggilan dari Sisa
Banyak hal yang mereka bicarakan rasa sayang, rindu, cinta malam itu tercurahkan, tak lama kemudian Nuri berkata
“Sis.. idah malam nih yuk kita pulang nanti dimarahin loh..!”
“Ia kenapa Bentar dulu masih kangeuuun nihh,” Jawab Sisa cuek.
“yah parah ayoo cepetan pulang nanti diomelin bapakamu loh..” Kata Nuri setengah memaksa.
“iah..” Jawab Sisa.
“A..de pulang ya makasih hari ini sudah mau ketemu aku dan kasih setetes kebahagiaan hari ini.” Kata Sisa
“ia A juga makasih udah mau ketemu aa, hati-hati di jalan ya,” Kata adrin sambil mencium kening dan mata Sisa.
Malam pun sudah menunjukan jam 22.05 mereka pun pulang dengan membawa
berjuta kebahagiaan. Adrin yang sangat bahagia karena malam itu Adrin
untuk yang pertama kalinya bisa memeluk dan mencium Sisa.
Hari demi hari terlalui semua berjalan normal, tapi rasa takut adrin membuat kondisi Adrin kiat memburuk.
Pada suatu hari adrin pun menghubungi Nuri saudaranya Sisa dan Adrin pun Menceritakan semua masalahnya ke Nuri
“Nur boleh curhat gak.?.” tanya Adrin
“boleh, tumben emeng ada apa?” Tanya Nuri
“begini,tapi kamu jangan bilang- bilang Sisa ya,”
“iya” Jawab Nuri singkat.
“Gini sebenarnya aku punya rahasia besar, Sisa gak pernah tau masalah
ini, cuman yang dia tau kalau aku sering nganter ibu aku ke rumah sakit
padahal yang sebenarnya yang sakit itu aku”
“emang kamu sakit apa Drin?” tanya Nuri.
“aku sudah mulai sakit-sakitan lagi penyakit leukimia Nur.. sudah
stadium lanjut, kata dokter usia ku sudah gak lama lagi, walau aku yakin
usia di tangan tuhan, tapi kalau melihat kondisi aku, aku rasa hidup ku
takkan lama lagi, tiap kali aku kecapean pasti kau jatuh sakit, aku
titip dede.. tolong ingetin dia kalau dia lagi salah, ingetin dia supaya
jangan telat makan, solat, belajar yang rajin aku pengen dia bisa jadi
dokter seperti yang dia cita-citakan, walaupun nanti aku tak bisa
menemaninya, tapi setidaknya saat ini, aku berusaha beri yang terbaik
untuknya, semampu dan sebisa aku kasih yang terbaik untuknya aku sayang
banget sama dia, aku gak mau kehilangan dia, aku gak mau membebani dia
dengan penyakitku ini, apalagi kalau dia sampai tau aku seperti ini
mungkin dia bakal sedih banget. aku ingin ada selalu di samping dia.
bantu aku ya nur!”
“iya drin aku gak akan bilang Sisa”
“makasih ya nur.”
Adrin pun agak sedikit lega setelah bercerita tentang masalahnya.
Hingga suatu hari Adrin menemui sisa, waktu itu Hujan rintik-rintik
turun tapi tak menyulutkan niat Adrin untuk bertemu Sisa, Dengan penuh
Cinta, sayang, rindu dan berjuta harapan Adrin memeluk erat tubuh Sisa.
Tak banyak kata yang diucapkan Adrin, di hanya berkata. “aku sayang kamu
lebih dari yang kamu tahu, dan aku akan jadikan kamu perempuan paling
bahagia di seleuh dunia,”
Adrin pun menangis, begitu pula dengan sisa, “de gak mau kehilangan kamu A, kamu takkan terganti dan aku juga sayang kamu”
Hari menjelang malam senja pun mulai meleberkan sayap kegelapan, Adrin dan Sisa Pun beranjak pulang.
Dua bulan terlewati, seminggu sebelum Sisa ulang tahun Adrin tiada kabar, nomer ponsel adrin pun tidak aktif.
“aku ingin di hari ulang tahun ku nanti Adrin ada di sampingku tuhan, semoga dia baik-baik saja”
Waktu terus berlalu tibalah pada hari ulang tahun Sisa Yang ke 17
Adrin tak kunjung datang lama Sisa menunggu sampai sore menjelang, tapi
adrin tak juga menampakan Dirinya.
“Apakah aku sudah dilupakan? Apakah aku sudah tidak ada di hatinya sudah
tidak ada kabar dan sekarang di hari ulang tahunku dia tidak datang,
Aku benci kamu A.. mana janji kamu buat aku bahagia, mana janji kamu mau
buat aku jadi perempuan paling bahagia di dunia ini,” Sisa pun menangis
karena kecewa dengan Adrin yang tak ada kabar dan tidak kunjung datang.
Tiba-tiba Ada suara motor yang datang,
“pasti adrin… semoga saja adrin yang datang” Kata Sisa dalam hati.
Ternyata yang datang hanya tukang pos.
“eh pak, pos kiriman buat siapa pak? Tanya Sisa.
“buat neng sisa” Jawab pak pos, ternyata mereka sudah akrab karena sisa sering menerima kiriman surat dari sahabat jauhnya.
“dari siapa pak” Tanya Sisa.
“itu ada nama pengirimnya” Jawab pak pos.
“makasih ya pak”
“sama-sama neng” jawab pak pos
“Ini dari adrin, tapi kenapa dia tak datang langsung untuk memeberikannya kepadaku?” dalam hati Sisa penuh tanya
Sisa pun bergegas ke dalam kamar dan membuka kiriman tersebut,
pelan-pelan sisa membuka dan setelah dibuka ada sebuah kotak yang berisi
boneka, kalung, Foto, jam tangan, permen dan secarik kertas yang
bertulisan.
“peluk aku seperti boneka di kala malam menyapamu, aku akan mengikatmu
erat seperti kalung yang menempel di lehermu dan taruh foto ku di kamar
mu agar aku bisa perhatikanmu, dan makan permen itu walau aku jauh
darimu aku bisa memberi rasa manis untukmu, dan pakai lah jam itu, agar
kamu bisa mengingat bahwa waktu akan menyatukan kita nanti di surga, aku
tak bisa kasih kamu apa-apa, semoga panjang umur, sehat selalu, banyak
rejeki, jadilah perempuan yang bisa membanggakan dan di banggkan
keluarga dan sahabat,
Baca puisi terakhirku ini dan aku akan tinggal selamnya di hati dan jiwamu”
Sisa pun membaca puisi yang di tulis Adrin.
“perempuan datang atas nama cinta, bunda pergi karena cinta. digenangi air racun jingga adalah wajahmu.
Seperti bulan lelap tidur di hatimu.
Yang berdinding kelam dan kedinginan,
Ada apa Dengannya?
Meninggalkan hati untuk dicaci,
lalu sekali aku lihat karya surga dari mata seorang hawa.
Ada Apa dengan Sisa?
Tapi aku pasti akan temui mu kemabli dalam
Surga untuk menanyakan kembali cintanya.
Bukan untuknya. bukan untuk siapa.
Tapi untuk ku.
Karena aku ingin kamu.”
Sisa pun menagis dan masih di selimuti berjuta tanya.
Lama Sisa merenung dan tak lama Nuri datang, dan dia berkata “Sis, maafkan aku”
“ada apa Nur, kok tiba-tiba kamu minta maaf” sahut sisa
“begini bukanya aku gak mau bilang tapi ini sangat berat buat aku
katakan dan kamu juga pasti berat menerima semua ini.” Ucap Nuri
“emang ada apa?” Tanya Sasi bingung
“dulu beberapa bulan lalu Adrin sempat bercerita dan meminta aku
merahasiakan semuanya, tapi aku tak tahan dengan rahasia ini dan aku
ingin ceritakan semua padamu..”
“maksud kamu apa, aku binggung!” Tanya Sisa.
Dan Nuri pun berkata. “Adrin punya penyakit Leukimia stadium akhir, dan
yang ke rumah sakit itu bukan ibunya yang seperti kamu tau, tapi adrin
sendiri yang sakit bukan ibunya. adrin tidak kasih tau kamu tuh karena
dia gak mau kasih beban. kasih rasa sedih buat kamu dan dia bilang dia
sangat mencintai kamu dan dia ingin lihat kamu jadi dokter seperti yang
kamu cita-citakan.”
“ya tuhaaannn… kenapa kamu gak jujur padaku Drin, kenapa kamu gak cerita
sama aku, kamu bohongi aku drin,” Ucap Sisa sambil nangis
Dan Nuri melanjukan ceritanya. “kado yang kamu terima itu sudah adrin
simpan di kantor pos sejak 2 bulan lalu dan meminta untuk dikirim pada
hari ini karena dia takut tidak bisa memberikan langsung kado itu hari
ini dan sudah dua minggu Adrin kata Sahabatnya masuk Rumah sakit dan,”
Nuri berhenti bicara
“Dan apa Nur… apa? Adrin kenapa?” Tanya Sisa
“Adrin meninggal Sis, aku baru tahu tadi maafkan aku sis..”
“Adrin kamu jahat kenapa kamu tinggalkan aku kamu janji bakal ada
untuk aku selamnya kenapa kamu pergi di saat rasa cinta ini tumbuh
sangat besar untuk mu. Kamu kenapa sesingkat ini beri aku cinta, aku
sayang kamu drin…”
Sisa menangis, air matanya tak terbendung lagi, Nuri mencoba menenangkan
sisa yang menangis tapi sisa tetap menangis rasa Benci, sayang sedih
berjuta persaan ada di hati Sisa saat itu.
Puisi Terakhir
07.11 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar