Diberdayakan oleh Blogger.

Tears, Pains, Him

Orang bilang kalau kita pacaran dan jatuh cinta itu rasanya bahagia. Sampai hari ini aku 3 tahunan sama dia, aku masih belum ngerasain bahagianya pacaran atau jatuh cinta. Pernah sih ngerasain bahagianya jatuh cinta, tapi itu 2 tahun 55 minggu yang lalu, waktu awal jadian doang.
“Please Ren, kita 3 tahun hari ini, bisa gak kamu jangan marah marah. Hari ini aja?” ucapku lirih padanya. “Emangnya ini mau aku marah marah? Kamu kan yang bikin aku marah,” balasnya acuh.
Air mataku kembali mengalir, dan tetap tidak diperdulikan olehnya. “I miss the old you Ren,” gumamku yang ternyata terdengar olehnya, kembali mukanya keruh, dia selalu benci ngomongin masa lalu. Katanya uda basi.
“Apa? Waktu awal kita jadian itu? Uda lupa.” Balasnya malas. Benar kan, dia pasti makin marah. “Uda lah, gak usah rayu rayu Em, aku udah bete.” Lanjutnya lagi.
Yang aku rasain cuma sakit, dari 3 tahun pacaran ini. Rasanya gak pernah sehari aja kita lewatin dengan bahagia, selalu aja ada yang bikin dia marah.
“Sekarang mau kamu apa deh Ren, aku uda capek. Aku capek nangis, aku capek ngerasain sakit, aku capek harus selalu aku yang pertahanin hubungan ini, aku capek selalu dituduh bohong, selingkuh, padahal kamu yang bohongin aku dan jalan sama cewek lain. Aku capek ngadepin kamu yang egois, ngambekan, emosian. Kalau kamu mau putus? Fine! Putus, I’m not going to fight for you anymore. From days to days it doesn’t feel like love anymore. Kamu bahkan gak percaya sama sekali sama aku, buat apa kayak gini. Kamu cuma bisa nyakitin aku, tapi kamu tau? Aku bahkan gak bisa benci kamu, bukannya benci sama kamu aku malah benci sama diri aku sendiri karena masih cinta sama kamu. Kamu bilang aku gak cinta sama kamu, kamu bilang aku pura pura, kamu bilang aku selalu bohongin kamu. Padahal kamu tau persis aku cinta dan aku gak pernah mau pergi dari kamu. Kamu pikir selama ini apa yang bikin aku tahan sama kamu? 3 tahun Ren, gak sebentar. 3 tahun dibohongin, 3 tahun dimaki, 3 tahun disakitin. Semua orang udah suruh aku putus aja sama kamu, tapi aku gak dengerin mereka, karena aku cinta sama kamu. Tapi kamu bahkan gak mau susah susah untuk percaya kalau aku memang cinta sama kamu. Kamu selalu bilang kamu cinta sama aku, tapi kamu gak nunjukkin itu sama sekali. Setiap malem aku selalu nangis dan doa, kapan ini bakal berubah, sampai barusan aku sadar, gak akan pernah. Gak perduli sekuat apapun aku coba supaya hubungan kita berhasil, gak akan bisa. Karena aku berusaha sendiri, dan kamu gak perduli sedikitpun tentang kita. Jadi percuma, aku gak akan berusaha lagi. Mungkin kita emang gak bisa bareng. And from now on, I will only love myself.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar