Waktu begitu cepat berlalu, 3 tahun lamanya rendy meninggalkan diriku
dari dunia ini. rendy kekasihku, orang yang sangat aku cintai dan aku
sayangi. Sampai sekarang aku masih belum bisa menggantikan dirinya
dengan orang lain walaupun sebelum kepergiannya ia sempat bilang bahwa
aku harus menggantikan dirinya agar aku bahagia. Namun bagaimana bisa
aku menggantikan dirinya kalau bayangnya selalu terlintas di fikiranku
ini.
Dimas! aku tau sejak dulu dia memang mencintaiku bahkan sebelum aku
pacaran dengan rendy. Namun dulu dia belum berani untuk menyatakan
cintanya padaku. Dan sekarang setelah rendy tiada dia mencoba
mendekatiku lagi dan berusaha menyemangatiku agar aku tidak terpuruk dan
dia selalu berusaha untuk mendapatkan cintaku. Namun begitu sulit
rasanya hati ini untuk menerima dirinya karena hanya rendy yang ada di
hatiku ini. Sebetulnya aku kasihan dengan dimas yang mati-matian
berusaha agar aku jadi kekasihnya namun bagaimana lagi, aku tidak
mencintainya jadi tidak mungkin aku jadi kekasihnya.
12 november, ini adalah hari anniversarry ku dengan rendy yang ke-6
tahun. Hari ini aku berniat untuk mengunjungi makam rendy. Dan pada
siang harinya aku mengunjungi makam rendy sambil membawa sebuah bunga
mawar, bunga kesukaan rendy.
Di makam rendy
“ren,apa kabar kamu disana? Aku harap baik-baik aja ya, ren aku kangen
banget sama kamu. Oya, kamu masih inget kan dengan tanggal ini, ini hari
anniversary kita ren.
Seandainya kamu masih ada disini pasti aku bahagia banget. Aku gak akan
pernah ngelupain momen disaat kita bersama ren, karena disaat kita
berdualah aku merasakan bahagia. makasih untuk segalanya yang pernah
kamu kasih untuk aku. Walaupun kamu udah gak ada di dunia ini tapi cinta aku akan selalu ada untuk kamu. Aku disini selalu sayang kamu ren. I Love you Rendy.”
Sepulangnya dari makam aku segera menuju ke sebuah danau. Ya, sebuah
danau yang menjadi sejarah dimana hubunganku dengan rendy dimulai dan
akan menjadi tempat bersejarah juga karena disitulah tempat yang paling
sering kami lalui bersama. Sesampainya di danau aku hanya bisa menangis
sambil mengingat semua kenanganku bersama rendy, kenangan yang tidak
akan pernah aku lupakan di sepanjang hidupku.
Setelah dari danau aku pun segera pulang, di pertengahan jalan aku
bertemu dengan dimas. Disitu dimas menawarkan ku untuk pulang
bersamanya. Awalnya aku menolak namun karena dimas terus membujukku
akhirnya aku pun ikut dengannya. Dimas pun mengantarkanku sampai ke
rumah.
Suatu hari aku menulis dibuku dairy ku, menulis tentang perasaanku terhadap dimas…
“Dear Diary..
Aku bingung dengan perasaanku ini yang tak pernah bisa menerima dimas di
hatiku ini. Dimas yang aku tau sejak dulu ia telah mencintaiku namun
aku tidak pernah mencintainya. Dimas, maafkan aku yang tak pernah bisa
mencintai dirimu, sebisa apapun aku mencoba untuk menerima dirimu di
hati ini tapi hasilnya percuma karena di hati ini masih tersimpan
seseorang yang sangat aku cintai walaupun orang itu telah tiada namun
cinta ini selalu ada untuk orang itu, dia adalah rendy. Dan aku yakin
kamu pasti bisa mengerti dengan perasaanku ini. Maafkan aku, dimas…”
Suatu hari, tiba-tiba hidungku mengeluarkan darah segar yang cukup
banyak. Sudah biasa hal itu terjadi karena aku memang memiliki sebuah
penyakit yang sangat parah namun aku menyembunyikan penyakitku dari
orangtua ataupun teman-temanku, aku mengidap penyakit leukemia
stadium akhir. Penyakit yang mematikan. Entah sampai kapan diriku ini
akan bertahan namun ku yakin tidak lama lagi aku akan pergi dari dunia
ini dan akan menyusul rendy disana. Dokter pun memperkirakan aku hanya
bisa bertahan hingga bulan desember nanti.
Bulan desember pun telah tiba. Sekarang aku tinggal menunggu hari
dimana aku akan pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini. Setengah
bulan telah berlalu di bulan desember ini namun tuhan belum memanggilku.
Pada tanggal 25 desember bertepatan dengan hari natal Rasya
menghembuskan nafas terakhirnya di dunia ini. Dunia yang penuh tangis
semenjak kepergian rendy dari hidupnya. Dimas yang sangat mencintainya
pun hanya bisa menangis dan mengikhlaskan kepergian Rasya.
END
Terjebak Nostalgia
06.17 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar