Diberdayakan oleh Blogger.

Di Balik Senyum Mantanku

Ketika orang yang kita sayang merelakan kebahagiaannya untuk sahabat terbaiknya dan kita menjadi korbannya, rasanya itu sakit, perih, panas. Kisah ini dimulai dari kisah cintaku dengan Andre yang berujung perpisahan demi sahabatnya Erwin yang telah lama menyukaiku. Dan kami harus merelakan cinta kami untuk kesehatan Erwin yang kian memburuk.
Pacar… saat kuliah semester 1, 2, 3 dan 4 aku tidak pernah punya pacar bahkan tidak pernah berpikir untuk punya pacar. Mungkin kata teman satu kelas kampus ada teman kami yang menyukaiku, namanya Erwin tetapi aku tidak merasakan apa-apa waktu berada di dekat Erwin dan begitu juga dia sebaliknya. Jadi aku kira itu hanya mainan semata teman-teman aja yang usil. Dan tiba saatnya semester 5, kami kedatangan satu mahasiswa pindahan, namanya Andre, orangnya manis, suka tersenyum dan sangat ramah. Dan ternyata dia sahabat Erwin sejak kecil dan mereka terlihat sangat dekat.
Andre orang yang rajin dan kami berdua selalu paling cepat masuk kelas. Walaupun begitu kami tidak pernah berbincang-bincang hanya sekedar saling senyum berbalas senyuman. Tapi ternyata lambat laun, kami semakin sering saling tersenyum dan saling menatap satu sama lain. Dan suatu hari itu Andre mulai mendekatiku dan mengajakku berbincang-bincang.
“Hei, tampaknya kita selalu berdua di kelas ini”
“Ehh, iya nih, kamu juga cepet datangnya sih”
“Hehehe, iya nih aku lebih suka di kampus ketimbang di rumah”
“Sama dong, Oh ya kamu teman dekatnya Erwin ya?”
“Iya, Ngel kami sahabat sejak kecil loo”
Saat sedang berbincang teman-teman kami pun mulai masuk, maka perbincangan pun kami hentikan. Tiba saatnya pulang dan saat jalan keluar dari kampus, aku melihat Andre dan Erwin jalan bersama dan mereka seperti sedang berbincang-bincang dengan sangat senang. Dan aku pun terus berjalan keluar lokasi kampus dan pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, di kamarku yang luas aku mulai terbayang-bayang senyum si Andre dan keramahannya saat berbincang denganku. Andre seperti kakakku Dimas, orang yang rajin, mudah tersenyum, dan sangat ramah terhadap orang. Tapi sayang setelah kuliah di Inggris kak Dimas sangat jarang pulang ke Indonesia makanya aku tidak punya teman untuk curhat seperti kakak. Sangat jarang kami saling bertelepon karena kesibukan tugas kuliah masing-masing.
Keesokan harinya kami tidak ada jam kuliah dan aku pun pergi ke Mall dekat rumah untuk buang kebosanan. Di Mall tanpa sengaja saat aku sedang asik melihat-lihat buku, ada seseorang yang memanggilku dan saat aku melihatnya ternyata itu Andre dan terlihat dia berdua bersama Erwin.
“Hay Ngel, lagi apa disini?”
“Ehh Andre, lagi nyari buku aja nih bareng Erwin ya. Hey Win” sambil tersenyum. Tetapi Erwin tidak membalas sapaanku dan aku heran mengapa Erwin bersikap seperti itu.
“Ya udah ya, kami mau kesana dulu”
“Oh, iya iya”
Keesokan harinya di kampus ternyata kami mempunyai tugas kelompok yang terdiri dari 2 orang dan ternyata aku satu kelompok dengan Andre. Perbincangan kami menentukan hari ngerjain tugas.
“Hehh Ndre, kita satu kelompok” sambil tersenyum
“Iya Ngel, gak nyangka aja bisa sama kamu”
“Oh ya, kalo kamu bareng aku. Si Erwin ntar sama siapa?”
“Untuk beberapa hari ini mungkin dia gak masuk kampus”
“Loh kenapa? Erwin kemana?”
“Dia bakal pergi ke Bali untuk beberapa hari ini”
“O gitu ya. Terus tugas kita ini kapan kita kerjakan?”
“Besok aja ya”
“Oke deh. Ketemu dimana?”
“Ketemuan depan kampus. Sini nomor hape kamu!”
“087767562xxx. Pulang dulu deh, Bye”
“Bye juga, hati-hati ya”
“Iya”
Dan malam harinya hapeku berdering dan ada satu pesan masuk yang isinya kata-kata motivasi dan aku tidak tau itu nomor siapa. Lalu aku membalas pesan itu.
“Maaf, ini nomor siapa?”
“Ehh, lupa ngasi nama. Ini Andre Ngel?.”
“O kamu Ndre. Oke deh.”
“Iya Ngel. Jadi kan besok?”
“Jadi Ndre, jam 9 ya?”
“Oke Ngel.”
Keesokan hari di depan kampus.
“Hey, udah lama nunggunya?”
“Enggak kok, aku juga baru sampe nih.”
“Aku kirain udah bikin kamu lama nunggu.”
“ehehehe, oya kita kemana nih?”
“Baiklah, aku punya satu tempat yang enak untuk ngerjain tugas. Kamu mau kan?”
“oke deh”
“Silahkan naik putri.”
Sekitar 10 menit dalam mobil, kami pun sampai di satu tempat yang enak dilihat. Lalu kami pun masuk, ternyata tempat itu memang enak untuk tempat belajar, dan nyaman.
“Loh kamu tau tempat ini darimana? aku aja kagak pernah ke sini”
“Dulu waktu liburan kesini, Erwin sering ngajak aku kesini buat ngopi-ngopi. Ya udah nih, kita sebelah sini aja.”
“Oke.”
Setelah duduk, Andre pun memanggil pelayan dan memesan jus jeruk untuk kami berdua. Dan kami pun membagi tugas dan mulai mengerjakannya. Beberapa saat kemudian minuman pun datang lalu kami berhenti sebentar untuk minum.
“Minum dulu Ngel.”
“Iya Ndre”
Kami pun berbincang sedikit.
“Oh ya, kamu disini tinggal sama siapa?”
“Tinggal bareng keluarga Erwin.”
“Emang keluarga kamu dimana?”
“Keluarga aku berada di Jakarta.”
“Papa dan mama kamu kerja apa?”
“Kalau papa itu direktur di perusahaan dan kalau mama itu seorang wanita karir.”
“Wooww, keluarga kamu hebat-hebat yaa.”
“Bisa dibilang begitu?”
Kami kembali mengerjakan tugas-tugas kami. Dan setelah 2 jam berada di tempat itu, tugas itu pun selesai. Dan sambil merapikan tugas-tugas itu kami berbincang sedikit.
“Akhirnya tugasnya selesai juga ya. Capek juga ternyata.”
“Syukur deh, akhirnya selesai.”
“Kamu hebat ya, belum ada bilang capek sama sekali.”
“Bisa aja ya, kamu juga hebat kok”
“Ayo kita pulang putri baik.”
“Kamu ini, bisa aja selalu mujinya.”
Andre mengantarku kembali ke rumah sambilan dia mau tau aku tinggal dimana. Sesampainya di depan rumah aku turun dari mobilnya.
“Makasih untuk kerja samanya dan antarannya hari ini.”
“Sama-sama putri Angel yang cantik.”
Aku masuk ke dalam rumah dan Andre pun pergi kembali ke rumahnya. Rasanya setelah beberapa waktu ini begitu banyak waktu bersama Andre membuat ada rasa yang berbeda. Entah kenapa tanpa aku sadari di malam itu aku terus teringat nama Andre, senyumnya, caranya memperlakukanku, dan yang terpenting saat di dekatnya itu tanpa kusadari aku sering tersenyum melihat tingkahnya. Mungkinkah Andre juga memikirkanku disana seperti aku memikirkannya.
Keesokannya di kelas, Andre menghampiriku. Dan mengajakku Dinner di sebuah tempat.
“Hey, lagi apa?”
“Lagi baca buku”
“Oh ya ntar malam mau gak aku ajak makan malam di suatu tempat”
“Bisa sih tapi jam 7 ya, pulangnya gak boleh lewat dari jam 10.”
“Siap putri Angel cerewet”
“Bisa aja selalu ya.”
“Hehehe oke deh, aku keluar dulu. Ntar di tunggu di depan rumah kamu.”
“Siip pak Bos.”
Malam pun tiba dan terdengar suara klakson mobil di luar dan aku sudah menduga kalau itu adalah Andre. Aku pun keluar kamar lalu pamit sama mama dan papa.
“Ma, pa Angel keluar dulu ya sama temen.”
“Temennya cewek atau cowok?”
“Cowok pa.”
“Tumben anak mama jalan bareng cowok, ini juga penampilannya tumben kayak gini.”
“Ihhh, mama sama papa udah deh, jangan ngeledekkin adek mulu. Pamit ya, adek pergi dulu.”
“Jangan kelamaan pulangnya.”
“Iya papa.”
Sesampainya di luar aku melihat Andre telah menungguku dan dia terlihat begitu tampan dan sedikit gugup berjumpa dengannya.
“Maaf terlalu lama nunggunya. Tuh mama sama papa gangguin mulu.”
“Kalau untuk nunggu putri Angel yang begitu cantik malam ini, siap kok berapa lama pun.”
“Kan mulai lagi becandanya.”
“Ini serius. Ya udah, silahkan masuk putri Angel”
“Makasih tuan Andre”
Sesampainya di sebuah tempat yang terlihat sangat romantis dan indah. Kami pun turun dari mobil saat itu aku bingung dengan maksud Andre dengan tempat seperti ini.
“Selamat datang cantik dan silahkan duduk” sambil memegang tanganku.
Bingung “oh iya iya, makasih”.
Sebentar Aku dan Andre terdiam sejenak dengan Andre senyum-senyum memandangiku. Dan aku mulai tidak pede saat itu dengan cara Andre ini yang aneh. Dan makanan kami pun datang dan Andre pun mulai berbicara kepadaku.
“Kamu tau gak kenapa aku ngajak kamu ke tempat seperti ini?”
“Enggak tau”
“Karena di tempat seindah ini aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu”
“Nyampaikan apa?” mulai tegang
“Coba kamu angkat piring tempat makanan ini” sambil menunjuk piringku
Lalu aku pun mengangkat piring itu dan terlihat sebuah kalimat “Aku suka kamu?, kamu mau gak jadi kekasihku?”. Aku tercengang melihat itu dan mulai bertanya
“Looh ini maksudnya apa?”
“Kalimat itu melambangkan perasaanku terhadapmu dan aku mau jawaban darimu!”
“Sebenarnya aku juga suka kamu dan aku mau jadi pacarmu”. dengan malu-malu
Waktu itu Andre terlihat begitu senang mendengar jawabanku dan sesungguhnya aku juga sangat senang bisa disukai olehmu ANDRE. Pria terhebat yang kukenal dan selalu memberi senyuman buatku. Dan Andre pun memintaku untuk tidak dulu memberitahu Erwin tentang hubungan kami ini karena dia ingin memberikan surprise untuknya di hari ulang tahunnya yang sudah dekat.
Keesokannya di kampus aku melihat Erwin udah masuk kampus. Dan sepulang dari kampus Andre mengantarku pulang ke rumah. Selama hampir dua minggu hubungan kami begitu dekat, selalu berkomunikasi dan sering kami jalan berdua dan aku sangat bersyukur memiliki Andre yang begitu baik, perhatian, dan sangat menyayangiku.
Malam itu Andre meneleponku untuk membicarakan surprise untuk ulang tahun Erwin besok. Dan hapeku pun berdering.
“Malam putri Angel tersayang”
“Malam juga sayang”
“Lagi apa sayang?”
“Lagi mikirin kamu sayang”
“Mulai pandai ya gombalnya sayang.”
“ehehhe, kan sayang yang ngajarin”
“Bisa aja dehh. Oya sayang bisa kan besok bantuin aku buat surprise untuk Erwin?”
“Bisa. Emang mau bikin surprise dimana sayang?”
“Di tempat yang kemarin sayang. Ntar aku yang jemput Erwin ke rumah terus sayang yang nunggu disana”
“Oke deh sayang”
“Makasih ya sayang atas bantuannya”
“Iya sayang, Erwin kan sahabat kamu jadi sahabat aku juga sekarang”
“Iya sayang. Udah dulu ya sayang.”
“Iya sayang.”
Keesokannya sepulang dari kampus, Andre mengantarku ke tempat itu dan aku melihat begitu indahnya persiapan pacarku ini untuk sahabatnya itu. Dan dia pun menyuruhku menunggu disana.
“Sayang nunggu disini dulu ya. Ntar aku sms kalau udah mau sampai, yang sabar ya”
“Iya, gak papa kok”
“Ya udah deh, aku pergi dulu ya”
Beberapa saat kemudian smsnya pun masuk dan tidak begitu lama mereka pun sampai. Dan saat melihatku tampak begitu kekagetan di wajah Erwin dan dia lamgsung bertanya kepada Andre ada hubungan apa aku dengan dia.
“Kenapa hanya ada kalian berdua?”
“Karena kami berdua ingin merayakan ultahmu sob dan aku juga ingin menyampaikan sesuatu kepadamu kalo sebenarnya aku dan Angel sudah…”
Tiba-tiba langsung dihentikan oleh Erwin apa yang ingin disampaikan Andre kepadanya. “Cukupp!!! Aku tak ingin mendengarnya.”
Dengan air mata yang berlinang Erwin memberantakkan ruangan yang sudah capek di dekorasi Andre untuk ulang tahunnya. Aku dan Andre ikut menangis melihat kelakuan Erwin yang tidak tau sebabnya mengapa harus melakukan itu. Setelah itu Erwin pun pergi dan Andre berusaha mencegahnya tetapi sia-sia.
“Apa yang udah kamu lakukan Win?” sambil menahan tangan Erwin
“Jangan sentuh aku, kamu bukan sahabatku lagi!” menghempas pegangan Andre
“Tolong jangan begini, bilang aku salah apa?” dengan air mata
Tetapi Erwin tidak menghiraukan sahabatnya dan terus pergi. Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam dan menangis melihat orang yang kusayangi dibuat begitu dan hingga menangis. Lalu aku mendekati Andre dan memeluknya mencoba menghiburnya dan mengajaknya duduk. Setelah duduk aku mencoba menghiburnya agar tak kulihat air mata di mata pacar terbaikku itu.
“Udahlah sayang, jangan dipikiri mungkin itu hanya amarahnya sementara aja”. tersembab-sembab
“Dia tidak pernah semarah itu denganku dan tega ngelakuin ini semua. Aku gak ngerti dengan perbuatannya ini dan aku gak tau salahku apa jika ia tak bicara.” menjawabku dengan kepala tertunduk
Aku memegang tangan Andre dan mengajaknya untuk beranjak dari tempat itu. Saat itu terlihat dia sangat enggan untuk meninggalkan tempat itu tapi mungkin karena dia juga tidak tega melihatku menangis terus maka dia pun mau. Sungguh aku tak ingin melihat air matamu sayang, hatiku teriris melihat tangismu itu, aku juga mengerti dengan Erwin yang tidak menghargai maksud baik Andre hingga gampang sekali memutuskan tali persahabatan mereka.
Andre mengantarkan pulang ke rumah dan sesampainya di depan rumahku.
“Kalau udah sampai rumah sms ya sayang, hati-hati di jalan.”
hanya memandangku dan mencoba memberikan senyum kepadaku
Andre tidak ada memberi kabar bagaimana dan dimana dia sekarang. Dan saat aku telepon pun dia tidak pernah mengangkatnya, dan sungguh membuatku khawatir. Keesokan di kampus terlihat Andre duduk melamun di kantin kampus dan aku langsung menghampirinya dan duduk di depannya.
“Bagaimana kamu dengan Erwin?” suara pelan
Andre menatapku dan tak bicara sepatah kata pun
“Apakah kamu tak ingin lagi berbicara padaku?” dengan suara penuh iba
“Bukan begitu, semalam Erwin tidak pulang ke rumah dan kami tidak tau dia dimana sekarang”.
“Mungkin dia sekarang berada di tempat yang dia rasa bisa membuatnya tenang. Tenanglah sayang ntar juga dia pulang.”
“Aku harap begitu karena aku sangat khawatir dengannya. Dia sakit” menatapku dengan mata berkaca-kaca
“Maksud kamu sakit bagaimana?”
“Dia sakit ganas karena hasil ronsennya baru keluar semalam.”
“Ya ampun, kita harus mencarinya.”
Saatnya itu hape Andre berbunyi dan ternyata itu dari papanya Erwin dan katanya Erwin udah pulang ke rumah tetapi dengan keadaan yang kurang baik. Saat itu aku ingin ikut dengan Andre tetapi dengan sangat menyesal dia meminta pengertianku untuk tidak ikut karena dia takut Erwin akan marah lagi dan makin sakit. Lalu aku pun mengalah dan Andre segera beranjak dari tempat itu, dan sekarang aku sadar betapa sayangnya dia pada sahabatnya itu.
Besoknya kami tidak ada jam kuliah dan sampai saat itu Andre belum ada memberiku kabar sama sekali dan aku sangat kecewa dengannya. Dia tidak menganggapku lagi, dan aku pun mencoba sabar dan terus menunggu kabar darinya. Dan sampai lusanya masuk kampus dia baru menghampiriku dan mengajakku ke kantin kampus yang agak sepi dan disitu dia menyampaikan hal yang sangat mengejutkanku dan aku tak menyangka sesingkat inikah aku bisa bersamanya. Dia meminta putus denganku karena ternyata Erwin telah lama menyukaiku tapi dia tidak pernah berani mendekatiku dan hal itulah yang membuat Erwin sangat bersedih dan marah waktu di hari ulang tahunnya itu. Dan yang paling membuatku semakin menangis adalah dia memintaku untuk mencintai Erwin seperti aku mencintainya. Awalnya aku terus mencoba menolak permintaan yang buatku tidak bisa kulakukan ini tapi saat dia berlutut di hadapanku sambil menangis. Aku tak berdaya melihat itu dan mengangkatnya untuk berdiri dan memegang tangannya sambil berkata: “Untukmu akan kulakukan semua ini” dengan tersembab-sembab.
Lalu Andre pun memelukku dan berkata: “Makasih udah mau ngelakuin ini untukku, jaga dia baik-baik ya”. Mungkin hari ini adalah hari terakhirku bisa memelukmu karena setelah ini aku harus mencintai orang lain dan kamu yang akan mempersatukan kami.
Kami pun beranjak dari tempat itu dan menuju rumah sakit tempat Erwin di rawat dan sesampainya disana aku dan Andre benar-benar harus jaga jarak. Aku pun mencoba untuk berbicara dengan Erwin dan membuatnya nyaman. Awalnya Erwin menolak untuk berbicara denganku tapi aku terus mendekatinya dan akhirnya dia mau.
“Hey?, Erwin sakit apa? kok gak pernah cerita sama Angel”. dengan terpaksa
“Aku sakit parah, dan mungkin umurku tinggal sebentar.”
“Eittss, kamu gak bisa berkata seperti itu. Kamu pasti sembuh dan aku bakal ngerawat kamu sampai sembuh”. dengan mata berkaca-kaca
Erwin tersenyum mendengar itu dan aku melihat ke arah Andre yang ada di ruangan itu juga, dia tersenyum mendengarku mengatakan itu kepada Erwin. Tapi aku tau di balik senyumnya tersimpan kepedihan yang sangat dalam karena bukan hanya dia aja yang hatinya teriris-iris tetapi aku juga sangat ingin mendatanginya dan memeluknya sambil berkata: “aku tak sanggup melakukan ini”. Tapi aku teringat janjiku padanya akan menjaga Erwin buatnya dan akan melupakannya.
Mungkin kisah kita hanya sampai disini Andre tapi yang perlu kamu tau walaupun kita tak bersama: KAMU TETAP PACAR TERHEBAT DAN TERBAIK YANG PERNAH AKU MILIKI. Semoga kita bahagia dengan hal yang harus kita lakukan demi sahabatmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar